Berita Pilihan
Webinar Terkait Vaksinasi PMK dari BVet Lampung

Senin, 28 Apr 2025, 11:17:51 WIB - 15 | BIDANG KESWAN DAN KESMAVET
Bidang Keswan dan Kesmavet Dinas Pertanian pada Jumat (25/4/2025) menghadiri pertemuan webinar yang diselenggarakan oleh Balai Veteriner Lampung Direktorat Kesehatan Hewan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian. Webinar Talk Series XXI ini mengangkat tema "Berikan Vaksin, PMK akan Berakhir" yang dibawakan oleh narasumber Prof. Dr. Suwarno, drh., M.Si, Guru Besar Virologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Air Langga).
Pertemuan webinar ini diikuti oleh fungsional Medik Veteriner, drh. Indosrizal, dari Bidang Keswan dan Kesmavet dan dimoderatori oleh drh. Sinung Bagas Prakoso dari Balai Veteriner Lampung. Adapun materi yang disampaikan Prof. Suwarno, terkait dengan vaksinasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Prof. Suwarno menyampaikan bahwa, Penyakit Mulut dan Kuku (Foot and Mouth Disease/FMD) adalah salah satu penyakit viral yang bersifat akut, sangat menular hewan berkuku belah, yang ditandai dengan adanya vesikel dan erosi pada mulut, hidung, puting dan kuku pada ternak (sapi, kerbau, kambing, domba & babi), satwa liar (rusa, jerapa, antelop, babi hutan, onta) dan non-kuku belah (anjing, gajah, kanguru, beruang, landak, armadillo, nutria /tikus sungai, kapibara/ pengerat besar). Morbiditas hampir 100% dan mortalitas 1-5% pada hewan tua dan lebih dari 20% pada hewan muda yang menyebakan terjadinya miokarditis. Sapi & kerbau merupakan hospes utama, sedangkan kambing dan domba merupakan maintenance host dan babi adalah amplifier host.
Struktur Virus PMK, menurut Prof. Suwarno merupakan Virus PMK merupakan ss-RNA, polaritas plus dari genus Aphthovirus, famili Picornaviridae. Virus PMK tidak beramplop dan tidak ber-spike dengan sifat epiteliotropik. Virus PMK memiliki kapsid bentuk ikosahedral dengan diameter 25 -30 nm dan dikelilingi 60 copy protomer yang masing-masing protomer adalah VP1, VP2, VP3 & VP4. Protein VP1 digunakan sebagai dasar penentuan topotype dan ada sekitar 65 strain virus PMK yang berbeda secara antigenisitas. Prof. Suwarno menambahkan bahwa Virus PMK peka terhadap disinfektan sodium hidroksida 2%, sodium karbonat 4%, asam sitrat 0,2% dan lainnya asam asetat 2%, sodium hipoklorid 3%, potassium peroksimonosulfat/sodium klorid 1%, klorin dioksida.
Virus PMK resisten terhadap disinfektan iodium, komponen ammonium kuarterner dan fenol. Kejadian pasca infeksi pada hewan carrier adalah virus persisten ada di dalam nasofaring dan orofaring, hewan tampak sembuh dan jika stress penyakit dapat muncul kembali. Pada hewan sembuh dalam waktu 2 minggu pasca infeksi, kemungkinan dapat reinfeksi kembali jika kondisi imun tubuh tidak membaik atau terinfeksi oleh strain yang berbeda (tidak terjadi di Indonesia). Rata-rata PMK sembuh lebih dari 45 %, mati 1 – 5% dan carrier lebih dari 50%
Berapa lama virus PMK bertahan dalam Tubuh Hewan ? Shedding virus beberapa hari sebelum gejala klinis, 4-5 hari setelah timbul vesicle, kecuali pada cairan oesofageal-faringeal, babi 4 x 108 TCID50 dan sapi 1,2 x 105 TCID50. Infeksi virus PMK pada hewan menimbulkan carrier (pembawa penyakit). Virus PMK bertahan dalam oesofagofaringeal dan hewan carrier tidak menunjukkan gejala klinis tetapi dapat menularkan penyakit yang pada sapi 3 – 6 bulan, kambing 4 bulan, domba 9 bulan, kerbau Afrika 5 tahun dan babi tidak bersifat carrier. Fase infeksi virus PMK terdiri dari fase inkubasi, fase akut, fase transisi dan fase persisten. Fase akut bersifat imunosupresif dan hewan carrier hanya terjadi pada ruminansia. Kejadian reinfeksi dan infeksi campuran. Pada hewan sembuh/carrier PMK ada kemungkinan dapat reinfeksi jika kondisi imun tubuh tidak membaik dan hewan dalam kondisi stres Pada hewan yang sudah divaksin PMK berkemungkinan dapat terinfeksi jika titer antibodi yang terbentuk tidak terlalu tinggi dan biasanya terjadi pasca vaksinasi pertama karena titer antibodi masih rendah dan Infeksi campuran pada PMK menimbulkan imunosupresif yang dapat terjadi PMK dengan PMK atau PMK dengan LSD/penyakit lain
Tujuan Vaksinasi PMK adalah mencegah timbulnya penyakit, mencegah munculnya gejala klinis, mengurangi rasio reprodusir kurang dari 1, dan mengurangi shedding virus.Vaksin PMK sebaiknya dengan bentuk inaktif (146 S) yang sudah dimatikan, tidak dapat menularkan penyakit dan tidak menimbulkan proteksi silang. Vaksin PMK sebaiknya aman untuk hewan sehat, hewan bunting boleh divaksin pada trimester 2 dan 3 (umur kebuntingan lebih dari 3 bulan), hewan yang sembuh tidak perlu divaksin. Jarak vaksin pertama dan kedua minimal 1 bulan dengan booster diberikan 6 bulan setelah vaksinasi kedua, booster selanjutnya setiap 6-12 bulan. Antibodi terbentuk 4-7 hari dan memberikan perlindungan setelah 14 - 21 hari. Vaksin PMK tidak menimbulkan gejala sakit terutama Serotype O & A).
Program vaksinasi dapat dilakukan pada semua sapi dewasa dan anak sapi dapat divaksin umur 3-6 bulan, sedangkan anak sapi yang berasal dari induk tidak divaksin dapat divaksin pada sembarang umur. Hewan yang akan dimasukkan ke dalam herd/kelompok dapat divaksin 28 hari sebelumnya, sedangkan hewan yang akan dilalulintaskan dapat divaksin 28 hari sebelumnya, betina bunting trimester 2 dan 3, dara, dan sapi sehat dapat divaksin dan status kekebalan PMK. Hewan sembuh PMK dapat kebal dalam 1- 2 tahun. Hewan yang sama sekali belum diberikan vaksinasi, sudah divaksin pertama atau kedua dan hewan sembuh/carrier dapat terjadi reinfeksi/infeksi campuran dan sangat tergantung dari titer antibodi/protektivitas yang terbentuk.
Vaksinasi dapat dipengaruhi oleh kondisi imun tubuh tidak baik/imunosupresif, stress, penyakit lain (cacingan) dan status Kekebalan PMK karenakKemampuan host di dalam mengelimainasi virus sebelum replikasi yang dicapai pada saat sistem imun tubuh kuat, sedangkan pasca vaksinasi dengan titer antibody protektif tidak ada vaksin dosis tunggal (sekali vaksinasi) yang mampu menghambat replikasi virus. Jadwal Vaksinasi PMK sesuai dengan Permentan Nomor 510/KPTS/PK.300/M/6/2022 terkait Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan PMK. Vaksinasi PMK dosis1 bulan ke-0, dosis 2 bulan ke-1 dan booster dilakukan setiap 6 bulan. Vaksinasi PMK pada pedet dikaukan sekurang-Kurangnya umur 3 minggu, pedet dari induk yang divaksinasi dapat dilakukan pada umur 3 - 4 bulan. Vaksinasi pertama titer antibody masih sangat rendah dan belum protektif, sedangkan vaksinasi kedua titer cukup tinggi dengan batas ambang protekti dan vaksinasi ketiga titer menjadi sangat tinggi dan protektif. Shedding virus terjadi pada beberapa hari sebelum gejala klinis 4-5 hari setelah timbul vesicle, kecuali pada cairan oesofagofaringeal pada babi 4 x 108 TCID5 dan pada sapi 1,2 x 105 TCID50.
Antibodi pasca infeksi terbentuk hari ketiga hingga kelima setelah tampak gejala klinis dengan puncak hari keempatbelas sampai dengan dua puluh satu. Virus PMK Bertahan beberapa bulan sampai dengan beberapa tahun. Efek samping vaksinasi dengan gejala umum seperti abses/granuloma/fibrosis, benjolan kecil, kemerahan pada kulit, demam, gangguan lambung, eksudasi dan nekrosis dermatitis dan urtikaria. Gejala alergi dan berupa hewan gelisah, nafas pendek/cepat, tremor otot, busa pada mulut, mimisan/perdarahan hidung, keguguran dan syok anafilaksis. Gejala pada efek samping akan menghilang dalam beberapa jam atau hari. Kegagalan terbesar terhadap vaksinasi PMK karena ketidakcocokan antara virus vaksin dengan virus wabah, adanya multitype virus yang mewabah.
Apakah Sapi yang Pernah Sakit PMK Bisa Terinfeksi Lagi ? Sapi yang sembuh dari PMK masih bisa terinfeksi lagi, jika kurun waktu infeksi sampai sembuh sudah lebih dari 1 tahun karena titer antibody sudah menurun, terinfeksi oleh strain yang berbeda (tidak terjadi di Indonesia), sapi yang sembuh dari PMK perlu divaksin lagi setelah 6-12 bulan pascainfeksi Apakah Vaksin PMK Menyebabkan Infeksi PMK Baru ?Vaksin PMK tidak akan menyebabkan infeksi PMK karena vaksin dibuat dalam bentuk inaktif (virus sudah dimatikan), hewan yang sudah divaksin PMK masih bisa terinfeksi PMK jika titer antibodi yang terbentuk tidak terlalu tinggi/tidak protektif, biasanya terjadi pasca vaksinasi pertama karena titer antibody masih rendah , hewan dalam masa inkubasi PMK kemudian divaksin. Gejala klinis tetap timbul sampai 7-14 hari pasca infeksi dan vaksinasi.
Apakah Semua Vaksin PMK sama ?Semua vaksin PMK dalam bentuk inaktif dan mengandung virus PMK yang sudah dimatikan dengan kandungan strain virus dalam vaksin dapat berbeda tergantung produsen. Vaksin yang baik adalah memiliki kesamaan homologi yang tinggi antara virus vaksin dan virus yang mewabah dan vaksin terbaik adalah strain lokal untuk Indonesia.
Apakah Vaksin PMK Boleh Dicampur dengan vaksin lain ? Vaksin PMK tidak boleh dicampur dengan vaksin lainnya atau antibiotik atau vitamin atau sejenisnya , tetapi pemberian dapat secara simultan pada waktu yang sama pada tempat injeksi berbeda, misalnya vaksinasi PMK bersamaan dengan vaksinasi LSD.
Vaksinasi sangat diperlukan untuk mengkover seluruh ternak di daerah wabah, vaksin dengan isolat lokal yang cocok dengan virus lapang sangat dianjurkan untuk menanggulangi wabah. Vaksinasi PMK memerlukan dosis berulang untuk mencapai titer antibody protektif. Vaksin monovalen lebih spesifik dan protektif disbanding vaksin polivalen. Vaksinasi dengan coverage lebih dari 80% di daerah wabah dan berkelanjutan dapat segera mengakhiri wabah PMK di Indonesia. Semoga materi yang disampaikan Prof. Suwarno dapat memberikan pencerahan bagi kita semua, terutama bagi petugas lapangan yang melakukan pelayanan kesehatan hewan secara langsung. (ndz)
STATISTIK PENGUJUNG
1 Pengunjung Hari ini | 1 Pengunjung Kemarin | 39,606 Semua Pengunjung | 72,138 Total Kunjungan | 216.73.216.121, IP Address Anda