Berita Pilihan
Temukan Kasus Penyakit Ngorok di Basa Ampek Balai Tapan, Dinas Pertanian Lakukan Respon Pengendalian

Kamis, 19 Jun 2025, 12:28:55 WIB - 41 | BIDANG KESWAN DAN KESMAVET
Penyakit Ngorok atau SE ( Septichaemia Epizootica) masih menjadi topik hangat di Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan, kali ini menyerang ternak kerbau di nagari Batang Betung dan Nagari Talang Kubu Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan. Dinas Pertanian melalui perpanjangan tangan di Puskeswan Inderapura, melakukan respon pengendalian terhadap penyakit hewan menular tersebut dengan melakukan tindakan pengobatan.
Agus Taufik, A.Md, sebagai petugas paramedik veteriner Puskeswan Inderapura untuk Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan dan Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan dengan sigap melakukan respon terhadap keluhan warga petani peternak kerbau di wilayah tersebut. Sdr. Agus pada Sabtu (14/6/2025) mendatangi lokasi tempat kejadian kasus klinis penyakit Ngorok dan mendapatkan informasi dari peternak.
"4 ekor kerbau ditemukan mati di sungai di Nagari Batang Betung dan 11 ekor mati di nagari Talang Kubu Tapan", Ujar Agus setelah melaksanakan wawancara pada peternak dan menemukan langsung kasus penyakit Ngorok.
Seperti pemberitaan sebelumnya, bahwa Penyakit Ngorok atau Septichaemia Epizootica (SE), merupakan penyakit infeksi akut ataupun kronis pada sapi dan kerbau yang terjadi secara septikemik, artinya kuman penyebab penyakit sudah masuk aliran darah. Pada tahap akhir penyakit akan menunjukkan gejala ngorok (mendengkur), selain adanya pembengkakan atau busung pada tubuh bagian rahang (mandibula), leher sampai bawah dada.
"Adapun informasi terkait ternak kerbau yang mati terdiri dari kerbau jantan 3 ekor umur 7 bulan dan 3 tahun, betina induk 5 ekor rata-rata umur 6 tahun, saat ini sedang dilakukan tindakan pengobatan bagi kerbau yang sekawanan dengan kerbau mati" Sambung Agus.
Penyakit SE menyebabkan kerugian besar bagi peternak, karena dapat menyebabkan kematian, penurunan berat badan. Penyakit SE mengakibatkan peternak sering terpaksa harus menjual ternaknya di bawah harga untuk dipotong termasuk di antaranya yang masih berguna bagi peternakan untuk menghindari kerugian akibat kematian ternak. Penyebab Penyakit Ngorok adalah kuman bakteri Pasteurela multocida, berbentuk kokus (bulat), bersifat Gram Negatif, tidak membentuk spora, non motil tetapi memiliki kapsul (selubung) yang lama kelamaan dapat hilang karena penyimpanan.
Bagi ternak kerbau yang bukan berada di lokasi kasus, dilakukan tindakan pencegahan dengan vaksinasi. Karena sesuai dengan prosedur operasional standar bahwa tindakan vaksinasi efektif dilakukan di daerah terancam, yang jika diberikan di daerah tertular akan memperparah kondisi ternak yang terpapar. Pengendalian penyakit SE dilakukan dengan pengobatan ternak sakit, pencegahan, pelaporan dan pemberantasan. Pengobatan dilakukan dengan menggunakan antipiretik, antibiotik, suportif. Pencegahan dilakukan dengan vaksinasi untuk daerah yang belum ditemukan kasus SE dan aturan yang ketat terhadap pemasukan hewan ke darah bebas. Untuk daerah tertular, hewan sehat diberikan vaksin dengan oil adjuvant, paling tidak setahun sekali. Vaksinasi dilakukan pada saat tidak ada kejadian penyakit. Pengendalian hanya bisa dilakukan dengan pemberian vaksinasi.
Hewan penderita SE dapat dipotong di bawah pengawasan dokter hewan dan dagingnya dapat dikonsumsi. Jaringan atau organ yang ada jejasnya terutama paru harus dibuang dan dimusnahkan. Vaksinasi Penyakit Ngorok yang dilakukan saat ini bersumber dari dana swadaya masyarakat sebab prasarana obat-obatan dan vaksin baik dari dinas Kabupaten maupun provinsi sudah habis untuk kejadian Penyakit Ngorok sebelumnya yang dilakukan di Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan dan Kecamatan Ranah Ampek Hulu Tapan.
“Sekitar 50 ekor kerbau yang sehat secara klinis sudah diberikan vaksinasi di nagari-nagari terancam di Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan”, tutup Agus.
Pada saat pelaksanaan pelayanan vaksinasi, Agus Taufik juga memberikan informasi dan komunikasi terkait penyakit Ngorok dengan memisahkan ternak kerbau yang sakit dengan masih sehat, karena bahaya penularan penyakit melalui air sungai tempat kerbau mati.(Ndz)
STATISTIK PENGUJUNG
1 Pengunjung Hari ini | 1 Pengunjung Kemarin | 39,606 Semua Pengunjung | 72,138 Total Kunjungan | 216.73.216.121, IP Address Anda