Berita Pilihan
Kunjungan DPR RI ke Kelompok Tani Sungai Gayo Lumpo

Selasa, 04 Feb 2025, 08:43:45 WIB - 21 | BPP IV JURAI
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 28 Januari 2025 bertempat di Sungai Gayo Lumpo dan dihadiri oleh Bapak H. Alex Indra Lukman, Sekda, Kadis Pertanian, Anggota DPRD Prov Sumbar (Sri Kumala Dewi), DPRD Kab. Pesisir Selatan, Pimpinan BPP IV Jurai, Peyuluh BPP IV Jurai beserta staf BPP, Babinsa, Babinkatibnas, Penggerak UBI, Petani di Sungai Gayo Lumpo. Tujuannya adalah Monitoring dan Survey Kegiatan Basawah Pokok Murah Mulsa Tanpa Olah Tanah (MTOT). Mulsa Tanpa Olah Tanah (MTOT) merupakan alternatif teknologi terobosan baru . Dari beberapa percobaan dan penelitian yang dilakukan di tingkat petani tanah sawah tidak perlu diolah berat dan dilumpurkan, tetapi cukup dilakukan pengolahan yang minimal atau bahkan tanpa olah tanah sama sekali. Perbedaan mendasar penanaman padi MTOT dengan pananaman padi biasa adalah pada persiapan lahan. Dalam sistem MTOT ini tidak dilakukan pembajakan atau pencangkulan tanah. Sebagai gantinya dilakukan penyemprotan herbisida terhadap sisa tanaman padi (singgang) dan gulma yang tumbuh. Adapun cara bertanam lainnya tetap mengikuti pola tanam biasa. Secara umum kegiatan bertanam padi sawah tanpa olah tanah ini dapat diartikan sebagai penanaman padi di lahan sawah yang persiapan lahannya tanpa pengolahan tanah dan pelumpuran, tetapi cukup dengan bantuan herbisida dalam mengendalikan gulma dan singgangnya. Tanaman padi ini dapat tumbuh seperti pada lahan yang diolah biasa. Hal ini disebabkan karena singgang dan gulma yang membusuk akan melonggarkan tanah sehingga akar padi dapat berkembang dengan mudah dan tanaman padi dapat tumbuh seperti biasa. Bibit padi dari persemaian dapat langsung ditanam pada tanah tanpa olah yang sudah lunak karena digenang terlebih dahulu. Dapat juga benih ditebarkan langsung (tabela) atau ditabur dalam air yang sudah disediakan. Adapun keuntungan dengan menggunakan sistem MTOT ini antara lain: 1. Kualitas pertumbuhan tanaman dan hasil panen tidak berbeda dengan penanaman padi biasa. 2. Menghemat biaya persiapan lahan 40% yang juga mengurangi biaya produksi. 3. Menghemat waktu musim tanam sampai 1 bulan, artinya jumlah penanaman dalam satu tahun air ditingkatkan. 4. Mengurangi pemakaian air lebih dari 20% 5. Mempermudah kemungkinan penanaman secara serempak sehingga konsep pengendalian hama terpadu (PHT) padi sawah dapat diterapkan dan baik. 6. Melestarikan kesuburan tanah, mengurani pencucian unsur hara dan jumlah sendimen terangkut. 7. Mengurangi pencemaran perairan dan pendangkalan saluran air atau sungai. (Korespondensi by Herly Wulandari)
STATISTIK PENGUJUNG
1 Pengunjung Hari ini | 1 Pengunjung Kemarin | 39,606 Semua Pengunjung | 72,138 Total Kunjungan | 216.73.216.121, IP Address Anda