Kamis, 03 Feb 2022, 12:24:17 WIB - 27 |
BIDANG KESWAN DAN KESMAVET
BEF (Bovine Ephemeral Fever) menjadi ancaman bagi sapi di daerah dengan topografi tinggi, terlebih pada musim pancaroba. Pada umumnya penyakit ini disebut dengan demam 3 hari, karena memang biasanya sapi mengalami demam tinggi selama 3 hari. Penyakit ini dipacu oleh vektor serangga pembawa virus, seperti nyamuk dan lalat dengan kemampuan untuk menyebarkan penyakit sejauh 2 km. Virus tersebut memiliki masa inkubasi selama 7 hari.
Gejala khasnya si sapi tidak mau minum, makan dan panas tinggi 41°C – 42°C. Keengganan untuk makan dan minum itu dikarenakan adanya pembengkakan pada esofagus. Kemudian, adapula cairan atau leleran pada hidung dan mata. Virus itu, juga akan membuat kaki sapi pincang, sebelum akhirnya ambruk dan tremor. Kepincangan ini hanya terjadi pada hari kedua setelah saat terserang BEF.
Meskipun penyakit ini hanya berlangsung selama 3 hari, akan tetapi dapat membuat sapi tak sanggup berdiri selama 1 bulan. Hal tersebut sontak menurunkan produktivitas dan aktivitas si ternak besar. Pengobatan yang dapat di berikan adalah multivitamin untuk memperbaiki kondisi, pemberian analgesic atau pereda nyeri, obat menurun panas,dan pengendalian serta pemberantasan vektor nyamuk.
Untuk pengujian BEF, dapat menggunakan uji ELISA (Enzyme-linked immunosorbent assay) dan uji SNT (Serum Neutralization Test). Dengan dilakukan nya pengobatan terhadap hewan diharapkan hewan ternak masyarakat tersebut sehat. (korepondensi Sucu Nurul Hidayati, edited Pertanian Wisata Channel)
0 Pengunjung Hari ini | 0 Pengunjung Kemarin | 39,601 Semua Pengunjung | 72,133 Total Kunjungan | 216.73.216.180, IP Address Anda