Berita Pilihan

Rabu, 14 Mei 2025, 09:47:10 WIB - 12 | BIDANG PENYULUHANHingga saat ini sektor pertanian masih dijadikan sebagai sektor unggulan di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel). Sebab masyarakat yang bergerak di sektor ini lebih dari separuh, atau mencapai 55 persen dari 560 ribu jumlah penduduk yang ada di daerah itu. Selain itu, sektor pertanian juga memiliki kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 36,54 persen, dengan artian sektor ini merupakan penyumbang pendapatan terbesar dibanding sektor jasa, industri, pertambangan, dan lainnya. Berdasarkan hal itu, sehingga kebijakan anggaran pemerintah daerah menjadikan sektor pertanian sebagai salah satu prioritas. Hal itu disampaikan Bupati Pessel, Hendrajoni, saat melakukan Pencanangan Plakat Turun ke Sawah Musim Tanam April-September 2025/2026 di Hotel Saga Murni, Rabu (7/5). Kegiatan yang digelar oleh Dinas Pertanian Pesisir Selatan itu, dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian, Madrianto, Kepala Bapedalitbang, Hadi Susilo, para kepala perangkat daerah terkait, camat, penyuluh pertanian, pengurus kelompok tani se Kabupaten Pesisir Selatan, dan para undangan lainnya. Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni dalam sambutannya mengatakan, sektor pertanian menjadi andalan peningkatan ekonomi masyarakat. “Karena besarnya potensi yang dimiliki di sektor pertanian ini, maka pembinaan terhadap masyarakat petani harus dimaksimalkan. Tujuannya produktivitas pertanian bisa lebih meningkat di masa datang,” katanya. Disampaikannya bahwa dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), pada misi keempat menjadikan Pesisir Selatan sebagai sentra pangan dengan mengusung Program Pro Rakyat, yakni Nagari Kanyang. “Hal ini juga dilakukan dengan rencana aksi gerakan tanam padi serentak,” ujarnya. Dalam kesempatan itu Hendrajoni juga menyampaikan bahwa keterbatasan ketersediaan anggaran di daerah, kurang mampu untuk melakukan percepatan pembangunan di semua sektor. “Karena keterbatasan anggaran itu, sehingga kita membutuhkan bantuan anggaran dari pusat dan provinsi. Namun khusus pembangunan sektor pertanian, pemerintah pusat dan provinsi cukup besar perhatiannya untuk Pesisir Selatan saat ini,” jelasnya. Ditambahkannya bahwa Pesisir Selatan memiliki luas baku sawah 22.782,47 hektar, jika dibandingkan dengan daerah lain di Sumbar, Pesisir Selatan berada pada posisi tiga besar. “Dengan posisi tiga besar luas lahan baku itu, Pesisir Selatan pada 2024 produksi padinya tertinggi di Sumbar, yakni sebanyak 167.598,08 ton, dengan luas tanam 40.551,90. Jika dibandingkan keadaan sampai dengan Januari-April 2025 dengan 2024, luas tambah tanam kita menurun seluas 16,82 persen. Penurunan luas tanam ini akibat rusaknya infrastruktur irigasi karena bencana alam banjir dan tanah longsor yang berulang-ulang. Akibatnya irigasi tidak berfungsi secara optimal,” jelasnya. Dalam kesempatan itu Hendrajoni juga menyampaikan bahwa pembinaan terhadap masyarakat petani juga harus dilakukan secara maksimal oleh penyuluh, guna meningkatkan kapasitas dan Sumber Daya Manusia (SDM) petani. langkah itu diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pertanian setiap tahunnya, terutama pada lahan yang memiliki jaringan irigasi yang air nya terjamin. “Tentunya juga didukung penyediaan bibit unggul, serta melalui penerapan teknologi pertanian,” jelasnya. Untuk menjamin ketersediaan stok pangan, Hendrajoni, juga meminta petani agar menyisihkan sebagian hasil produksi pertanian untuk konsumsi keluarga, termasuk juga menerapkan pola tanam padi serentak. “Sebab pola tanam padi serentak banyak manfaatnya bagi petani. Selain untuk mengurangi serangan hama, juga akan meringankan biaya produksi, yang tentunya akan dapat meningkatkan produksi pertanian itu sendiri,” ungkapnya lagi. “Pada musim tanam April-September 2025/2026, target tanam 15.800 hektar, dan target tanam Oktober-Maret 2026 seluas 23.595,64 hektar pula. Berdasarkan target ini, sehingga saya mengapresiasi pencanangan plakat turun ke ke sawah musim tanam April-September 2025/2026 ini,” ungkapnya. (Niks)

---